Rabu, 30 Mei 2012

PKI (Partai Komunis Indonesia)


Ok, pertama, yang akan aku bahas adalah dari organisasi yang memiliki ideologi KOMUNISME. Yap, tepat sekali. PKI (Partai Komunis Indonesia). Berikut artikelnya. Semoga dapat membantu dan menjadi bermanfaat buat kita semua. Amiiin. Selamat membaca

P K I


Henk Sneevliet
Partai ini ada atas prakarsa dari seorang tokoh sosialis berkebangsaan Belanda, Henk Sneevliet pada tahun 1914. Pada awalnya, nama partai ini nggak 'ujuk-ujuk' langsung PKI, tetapi dimulai dari nama yang menggunakan bahasa asli Belanda yaitu Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) (atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda). Anggota ISDV sendiri, hasil dari gabungan 2 partai sosialis yang ada di Belanda, SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis) yang totalnya nggak lebih dari 85 orang. Dari sejumlah orang tersebut, hanya 3 orang sebagai orang asli pribumi. ISDV sangat cepat berkembang dan menjadi sebuah organisasi yang radikal dan anti kapitalis. Ketidakpuasan partai ini dengan kepemimpinan SDAP di Belanda, dan terlalu menjauhkan diri dari ISDV menjadi alasan mengapa mereka menjadi radikal dan anti kapitalis.


Dalam kegiatan pergerakannya sendiri, ISDV aktif dalam mengeluarkan penerbitan. Dimulai dalam penerbitan dengan bahasa Belanda "Het Vrije Woord" (Kata yang Merdeka), sampai ketika tahun 1917 mulai menerbitkan dalam bahasa Melayu, "Soeara Merdeka".


Revolusi Oktober yang terjadi di Rusia, mulai akan diterapkan oleh Sneevliet dengan keyakinannya yang tinggi untuk menerapkannya juga di Indonesia. Hanya dalam waktu kurang lebih 3 bulan, jumlahnya telah mencapai 3000 orang. Di akhir tahun 17-an, para anggota ISDV melakukan pemberontakan yang menggunakan nama dewan soviet yang pada akhirnya para pemimpin ISDV dipulangkan ke Belanda, sedangakan para pemberontak dijatuhi hukuman penjara selama 40 tahun.


ISDV terus melakukan kegiatannya dengan cara bergerak di bawah tanah. Soeara Ra'jat, hasil terbitan yang berhasil dikeluarkan. Keanggotaan organisasi ini pun mulai bermayoritas orang Indonesia, setelah sejumlah kader Belanda dikeluarkan dari ISDV dengan paksa.


Semaoen
ISDV sendiri tak selamanya selalu dalam satu kesatuan. Pada tahun 1917, sekelompok reformis memisahkan diri dari ISDV, dan membentuk partai sendiri, yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia. Perpecahan ini terjadi karena adanya disiplin partai yang diterapkan oleh Sarekat Islam (SI), karena selalu terjadi perselisihan di dalam anggota. Disiplin partai yang dilaksanakan adalah larangan mendapat gelar ganda di kancah perjuangan pergerakan Indonesia. Para anggota yang beraliran komunis kesal, dan keluar membentuk partai sendiri. Mei 1920, Perserikatan Komunis di Hindia (PKH) dengan diketuai oleh Semaoen. PKH juga menjadi partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian  dari Komunis Internasional. Sekali lagi, pada tahun 1924, akhirnya namanya kembali berganti menjadi PKI (Partai Komunis Indonesia).


Peristiwa Madiun 1948

Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap merugikan Indonesia dan juga sebaliknya. Kabinet Amir Syarifuddin dianggap merugikan bangsa, sehingga pada tanggal 23 Januari 1948, kabinet tersebut dijatuhkan dan diganti dengan kabinet Hatta.


Muso
Dibentuklah FDR (Front Demokrasi Rakyat) oleh Amin Syarifuddin yang berusaha menempatkan diri sebagai oposisi kabinet Hatta. FDR ini akhirnya bergabung dengan PKI. Dua organisasi yang menyatu itu merencanakan perebutan kekuasaan. Sejalan dengan peristiwa itu, datanglah Muso, seorang tokoh komunis dari Moskow yang kemudian bergabung dengan Amir Syarifuddin. Bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk kekuasaan PKI. Setelah itu, ia dan kawan-kawan meningkatkan aksi teror, mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI, dan juga menjelek-jelekkan pemerintahan Soekarno-Hatta.


Puncaknya, 18 September 1948 di Madiun, Jawa Timur. PKI melakukan pemberontakan besar-besaran dengan tujuan meruntuhkan negara RI dan menggantinya dengan negara Komunis. Beberapa pejabat, perwira TNI, pimpinan partai, alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam. Rakyat pun marah dan mengutuk PKI. Tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat. Panglima Besar Soedirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto (Jawa Tengah) dan Kolonel Sungkono (Jawa Timur) untuk menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI. 30 September 1948, Madiun dapat diduduki kembali. Muso berhasil ditembak mati sedangkan Amir dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.


Hidup Kembali

Di tahun 1950, PKI mulai giat lagi dengan kegiatan penerbitannya, Harian Rakjat dan Bintang Merah. Selain itu PKI juga mengambil posisi sebagai partai nasionalis dibawah pimpinan D.N. Aidit, serta mendukung segala kebijakan Presiden Soekarno pada masa itu. Di bawah Aidit ini, PKI tumbuh sangat pesat, dari awalnya beranggotakan 3000-5000 orang pada 1950, dan pada 1951 sudah mencapai angka 165.000 anggota. Bahkan 1,5 juta pada tahun 1954.


Lagi-lagi. Kali ini pada Agustus 1951. PKI melakuakan serangkaian pemogokan militan, yang diikuti tindakan-tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta. Akibatnya, para pemimpin PKI kembali bergerak dibawah tanah untuk sementara waktu.


Pada Pemilu tahun 1955, PKI berhasil memperoleh 39 kursi dari 257 kursi yang diperebutkan, dan 80 kursi dari 514 kursi di Badan Konstiuante. Hasil ini menempatkan PKI diurutan IV dengan persentase suara sebanyak 16%.


Serikat-serikat buruh yang pada saat tahun 1957 pada umumnya masih dibawah pengarh PKI, mulai menguasai perusahaan-perusahaan milik Belanda. Penguasaan ini menjadi rintisan untuk menasionalisasikan perusahaan-perusahaan asing. Dan juga dalam penguasaan ini, menjadikan PKI mendapatkan kesempatan untuk menampilkan diri sebagai sebuah partai Nasional.


NASAKOM
PKI juga menjadi mitra dalam politik Soekarno. Pada tahun 1960, Soekarno melancarkan slogan Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme). Dengan demikian mitra tersebut telah dilembagakan. PKI membalasnya dengan tanggapan positif, dan melihatnya sebagai sebuah front-bersatu yang multi-kelas.


PKI, ada satu hal yang sangat aneh yang dilakuakan PKI. Yaitu dengan diusulkannya Angkatan ke-5 yang terdiri dari buruh dan tani. TNI-AD sangat khawatir dengan adanya usulan seperti ini. Kemungkinan besar PKI ingin mempunyai militernya sendiri, seperti NAZI dengan SS nya. Takut adanya penyelewengan senjata yang dilakuakan PKI dengan tentaranya,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar